Sabtu, 05 Juli 2014

ORASI UNTUK NEGERI


Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh...., Shalom, Om Swastiastu
Dan salam sejahtera untuk kita semua....

            Saudaraku sebangsa dan setanah air, lewat kesempatan ini izinkan saya M. Tabah Didy Kurniady untuk sedikit menyampaikan apa yang sudah menjadi kewajiban saya. Sebagai kaum yang berkecimpung di dunia politik, khususnya studi ilmu politik, saya mempunyai tanggung jawab moril untuk mengingatkan kawan-kawan semua untuk lebih berfikir cerdas, terutama cerdas dalam menentukan nasib bangsa ini.

            Hanya dalam hitungan hari yang tinggal sebentar lagi, kita akan menentukan sebuah pilihan melalui sebuah Pemilihan Umum (PEMILU) untuk menentukan calon pemimpin pilihan kita guna memimpin negeri ini 5 tahun ke depan. Untuk itu saya menghimbau kepada kawan-kawan semua untuk sekiranya memilih calon pemimpin yang dapat membawa perubahan di negeri ini, pemimpin yang beriman, berilmu, sederhana, lahir dari rakyat, dekat dengan rakyat, berprestasi serta mempunyai visi misi yang jelas kedepannya.


            Pemimpin yang sedang dibutuhkan oleh bangsa ini adalah yang sesuai dengan kriteria sebagaimana telah dipaparkan sebelumnya, dan semua itu melekat secara utuh pada sosok Ir. H. Joko Widodo atau yang kerap dikenal dengan Jokowi dan Ir. H. Muhamad Jusuf Kalla. Tentunya, saya merekomendasikan beliau bukan atas dasar apapun kecuali untuk menggugurkan tanggung jawab saya sebagai seorang warga negara, seorang yang berkiprah di dunia intelektualitas dan seorang teman.

            Terdapat banyak alasan mengapa saya merekomendasikan bapak Jokowi dan juga pasangannya Jusuf Kalla sebagai pemimpin negeri ini. Selain masalah ketaatannya pada agama, skill, pengalaman / prestasi, kedekatan dengan rakyat dan kesederhanaannya, terdapat juga faktor lain  yang tentunya tak kalah penting adalah masalah visi misi mereka kedepan, salah satunya melalui program pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) dengan mewujudkan Indonesia sehat dan Indonesia pintar. Ini merupakan terobosan dan solusi yang sedang dibutuhkan oleh negeri tercinta ini.

            Kita semua tau bahwa bapak Ir. H. Joko Widodo dan Ir. H.  Muhamad Jusuf Kalla sudah banyak berprestasi membangun negeri melalui kerja nyata mereka selama menjabat menjadi aparatur negara maupun saat mereka berkehidupan dalam masyarakat. Terdapat lebih dari 50 prestasi besar Jokowi, begitupula dengan Jusuf Kalla. Prestasi-prestasi tersebut sangatlah layak untuk mengantarkan mereka menjadi pemimpin negeri ini agar dapat lebih banyak berkontribusi dalam membangun negeri dengan prestasi nyata yang tentunya akan dirasakan manfaatnya oleh kita semua. Sekalipun saat ini sedang marak beredar isu-isu kotor yang menjelekan mereka, namun perlu kawan-kawan ketahui bahwa sebagai orang yang memiliki bekal ilmu politik saya tegaskan bahwa isu tersebut kesemuanya adalah bohong dan tidak tepat adanya. Isu tersebut sengaja di bentuk untuk menaikan nama kandidat tertentu dan menjatuhkan nama baik Jokowi-JK.

Kita sering dengar isu bahwa Jokowi adalah presiden boneka yang dikendalikan oleh Megawati, isu tersebut adalah sebuah isu bodoh. Adanya foto Jokowi yang sedang mencium tangan Megawati adalah suatu bentuk penghormatan dan kerendahan hati beliau, yang ternyata justeru sengaja disebarkan oleh pihak-pihak tertentu untuk membentuk isu tersebut. Misalnya dalam tulisan di obor raykat yang sepenuhnya adalah FITNAH.

Kita sering mendengar bahwa Jokowi adalah pemimpin yang tidak berprestasi dan berkhianat  dari tanggung jawab sebagai Gubernur DKI yang belum selesai. Anggapan tersebut adalah asumsi yang bodoh, sebagai orang yang mempunyai ilmu politik saya jelas menolak anggapan itu dan mengajak teman-teman agar jangan terpengaruh.  Karena tidaklah adil jika kita menilai sosok Jokowi hanya berdasarkan asumsi sepihak tanpa mempertimbangkan hal lain yang jauh lebih positif. Saya tegaskan di sini bahwa Jokowi sudah banyak berprestasi di DKI, lihatlah pengerukan sungai di DKI yang berkesinambungan, pencopotan pejabat korup atau yang dianggap kurang berkompeten, lelang jabatan, relokasi warga bantaran sungai dengan sangat humanis, normalisasi waduk, taman kota (penataan / tata kota dan lain sebagainya) yang kesemuanya itu secara umum tidak mampu dilakukan oleh beberapa kali masa pergantian jabatan gubernur DKI sebelumnya. Sedangkan untuk masalah beliau maju sebagai RI 1 dan dianggap mengkhianati DKI adalah asumsi yang keliru.

Jokowi maju sebagai RI 1 karena banyaknya dorongan dari seluruh lapisan rakyat Indonesia yang menginginkan beliau untuk memimpin negeri ini dengan harapan agar dapat melakukan lebih banyak perubahan positif lagi bukan hanya di DKI tapi juga bagi seantero negeri. Dorongan dan dukungan dari rakyat tersebutlah yang kemudian menjadikan elaktabilitas Jokowi semakin tinggi, hingga ia memutuskan untuk berkontribusi yang lebih besar untuk Indonesia.

Selain masalah dorongan dari rakyat agar Jokowi memimpin Indonesia, perlu dipahami oleh kawan-kawan juga bahwa jika Jokowi menjadi Presiden RI, maka peran dan kapasitasnya akan semakin banyak terutama pada lini yang sebelumnya belum dapat ia sentuh. Misalnya saja keinginannya dalam mengatasi banjir dan macet di DKI yang tidak dapat sepenuhnya dilakukan dengan kapasitas sebagai Gubernur, karena bagaimanapun juga wewenang gubernur tidaklah cukup bisa untuk mencakup segenap hal yang menyangkut masalah perbaikan di berbagai lini. Toh nantinya jika beliau menjadi Presiden RI, tidaklah mungkin akan melupakan Jakarta, terlebih posisi jakarta adalah sebagai pusat pemerintahan dan ibukota negara. Jadi masalah banjir dan kemacetan di DKI tidaklah layak jika semua kesalahan dilemparkan kepada Jokowi yang notabene hanya menyelesaikan PR kepemimpinan gubernur-gubernur sebelumnya, masalah-masalah tersebut butuhlah proses dan tidak bisa instant, serta memerlukan wewenang yang lebih besar sepertihalnya  wewenang sebagai seorang Presiden. Dengan menjadi presiden maka segala kebijakan yang menyangkut aspek perbaikan sekalipun dalam ranah otonomi daerah akan mampu dijangkau dalam arti didukung secara maksimal.

Kita sering mendengar bahwa Jokowi itu tidak berwibawa dan kurang tegas untuk menjadi seorang pemimpin di negeri ini. Hal tersebut merupakan suatu pandangan yang sangat konyol. Dalam ilmu politik, Ketegasan tidaklah dinilai dari sikap dan gaya bicara yang lantang seperti pada dunia militer, namun tegas adalah suatu tindakan yang berani mengambil tindakan serta resikonya untuk perubahan yang positif. Sangat konyol jika pemimpin yang santun serta tidak banyak bicara di depan umum disimpulkan sebagai pemimpin yang tidak tegas. Kerena sebagaimana telah saya paparkan sebelumnya bahwa ukuran tegas adalah keberanian mengambil keputusan dan resiko untuk perubahan positif dan bukanlah diukur dengan badan yang subur, suara yang lantang dan wajah yang angker.

Isu-isu lain yang juga menimpa Jokowi adalah bahwa Jokowi dikabarkan sebagai antek Yahudi, antek Amerika, Jokowi dianggap keturunan China Singapura, Jokowi dilekatkan dengan PKI (Komunis) hingga Jokowi di beritakan sebagai non muslim. Kesemua berita tersebut 100% bohong! Jika saja kawan-kawan belajar ilmu politik pastilah kawan-kawan akan memahami kenapa berita tersebut diciptakan dan siapa yang membuatnya.

Sadarlah wahai kawanku sebangsa dan setanah air, kita sebagai generasi muda adalah calon penerus bangsa. Jika kita berfikir bodoh dan percaya begitu saja dengan isu yang ada tanpa mencernanya secara mendalam maka kita akan memilih pemimpin yang salah, dan jika itu terjadi maka masa depan bangsa ini menjadi penuh kesalahan.

ü  Saat ini Indonesia butuh pemimpin cerdas dan di dudukung oleh rakyat, insan kreatif, dan kaum intelektual yang cerdas serta mengedepankan prinsip-prinsip kerakyatan

ü  Indonesia tidak butuh penguasa yang otoriter, namun butuh pemimpin yang dekat dengan rakyat

ü  Indonesia butuh pembangunan manusia melalui kesehatan bangsa yang prima dan kecerdasan yang mumpuni Agar dapat menambal SDA yang di kabarkan BOCOR oleh seseorang

ü  Indonesia tidak butuh pemimpin yang menculik serta membunuh rakyatnya sendiri

ü  Indonesia butuh pemimpin yang anti korupsi, bukan yang melindungi koruptor sekalipun itu mertua sendiri...!

ü  Indonesia tidak butuh pemimpin yang emosional, Indonesia butuh pemimpin yang sabar namun masif dalam pembangunan

ü  Indonesia tidak butuh pemimpin yang dihasilkan dengan cara kecurangan (black campaign dan negatif campaign)

ü  Indonesia tidak butuh pemimpin yang diusung oleh koalisi partai-partai yang korup

ü  Indonesia tidak butuh pemimpin yang menodai simbol tertinggi negara yang sakral dengan “Garuda merahnya”



DAN JAWABAN DARI SEMUA POINT TERSEBUT ADALAH KEPEMIMPINAN JOKOWI_JK....!!



SEJENAK MENINGGALKAN JAKARTA UNTUK MEMBANGUN INDONESIA TERMASUK JAKARTA ITU SENDIRI YANG NOTABENE IBUKOTA NEGARA.

MARILAH KAWAN DAN SAUDARAKU SEBANGSA DAN SETANAH AIR, SAYA YAKIN BAHWA KALIAN ADALAH WARGA NEGARA YANG CERDAS DAN RASIONAL SERTA MEMPUNYAI PILIHAN YANG BAIK......................!!!!!

BERFIKIRLAH SEBELUM MENENTUKAN PILIHAN, PILIHLAH PEMIMPIN YANG TIDAK BERPOTENSI MENIMBULKAN KEMUDHARATAN UMAT

KEKUATAN RAKYAT + PEMERINTAH = NEGARA YANG KUAT

#INDONESIA HEBAT BUKAN INDONESIA BANGKIT! 

#NKRI HARGA MATI....!!!!

#JANGAN HANYA PERCAYA ISU BOHONG DAN JANGAN HANYA IKUT PENDAPAT ORGANISASI ATAU PEMIMPIN ANDA DI DALAMNYA KARENA KEPINTARAN ANDA SENDIRI YANG BERHAK MENENTUKAN MASA DEPAN BANGSA INI

#KITA SUDAH DIBANGKITKAN OLEH PARA PAHLAWAN KITA DAN SAAT INI KITA TIDAK SEDANG DALAM POSISI TIDUR ATAU MATI SEHINGGA PERLU BANGKIT, KITA HANYA JALAN DI TEMPAT DAN HARUS MULAI BERANI MELANGKAH 

#JANGAN GOLPUT, JANGAN SAMPAI SUARA ANDA DIBELOKAN MENJADI SUARA PENDUKUNG PARA KORUPTOR UNTUK BERCOKOL DI NEGERI INI


#SALAM REVOLUSI MENTAL UNTUK INDONESIA YANG LEBIK BAIK!



*Mohon maaf jika terdapat hal yang kurang berkenan, postingan ini adalah asumsi pribadi sebagai mahasiswa politik yang mengidamkan pemimpin sejati demi terwujudnya negara yang hebat


Tidak ada komentar:

Posting Komentar