Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh...., Shalom, Om Swastiastu
Dan salam sejahtera untuk kita semua....
Saudaraku
sebangsa dan setanah air, lewat kesempatan ini izinkan saya M. Tabah Didy
Kurniady untuk sedikit menyampaikan apa yang sudah menjadi kewajiban saya.
Sebagai kaum yang berkecimpung di dunia politik, khususnya studi ilmu politik,
saya mempunyai tanggung jawab moril untuk mengingatkan kawan-kawan semua untuk
lebih berfikir cerdas, terutama cerdas dalam menentukan nasib bangsa ini.
Hanya
dalam hitungan hari yang tinggal sebentar lagi, kita akan menentukan sebuah
pilihan melalui sebuah Pemilihan Umum (PEMILU) untuk menentukan calon pemimpin pilihan
kita guna memimpin negeri ini 5 tahun ke depan. Untuk itu saya menghimbau
kepada kawan-kawan semua untuk sekiranya memilih calon pemimpin yang dapat membawa
perubahan di negeri ini, pemimpin yang beriman, berilmu, sederhana, lahir dari
rakyat, dekat dengan rakyat, berprestasi serta mempunyai visi misi yang jelas
kedepannya.
Pemimpin
yang sedang dibutuhkan oleh bangsa ini adalah yang sesuai dengan kriteria
sebagaimana telah dipaparkan sebelumnya, dan semua itu melekat secara utuh pada
sosok Ir. H. Joko Widodo atau yang kerap dikenal dengan Jokowi dan Ir. H. Muhamad
Jusuf Kalla. Tentunya, saya merekomendasikan beliau bukan atas dasar apapun
kecuali untuk menggugurkan tanggung jawab saya sebagai seorang warga negara,
seorang yang berkiprah di dunia intelektualitas dan seorang teman.
Terdapat
banyak alasan mengapa saya merekomendasikan bapak Jokowi dan juga pasangannya
Jusuf Kalla sebagai pemimpin negeri ini. Selain masalah ketaatannya pada agama,
skill, pengalaman / prestasi, kedekatan dengan rakyat dan kesederhanaannya,
terdapat juga faktor lain yang tentunya
tak kalah penting adalah masalah visi misi mereka kedepan, salah satunya
melalui program pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) dengan mewujudkan
Indonesia sehat dan Indonesia pintar. Ini merupakan terobosan dan solusi yang
sedang dibutuhkan oleh negeri tercinta ini.
Kita
semua tau bahwa bapak Ir. H. Joko Widodo dan Ir. H. Muhamad Jusuf Kalla sudah banyak berprestasi
membangun negeri melalui kerja nyata mereka selama menjabat menjadi aparatur
negara maupun saat mereka berkehidupan dalam masyarakat. Terdapat lebih dari 50 prestasi besar
Jokowi, begitupula dengan Jusuf Kalla. Prestasi-prestasi tersebut sangatlah layak
untuk mengantarkan mereka menjadi pemimpin negeri ini agar dapat
lebih banyak berkontribusi dalam membangun negeri dengan prestasi nyata yang
tentunya akan dirasakan manfaatnya oleh kita semua. Sekalipun saat ini sedang
marak beredar isu-isu kotor yang menjelekan mereka, namun perlu kawan-kawan
ketahui bahwa sebagai orang yang memiliki bekal ilmu politik saya tegaskan
bahwa isu
tersebut kesemuanya adalah bohong dan tidak tepat adanya. Isu tersebut sengaja di bentuk untuk menaikan
nama kandidat tertentu dan menjatuhkan nama baik Jokowi-JK.
Kita sering
dengar isu bahwa Jokowi adalah presiden boneka yang dikendalikan oleh Megawati,
isu tersebut adalah sebuah isu bodoh. Adanya foto Jokowi yang sedang mencium
tangan Megawati adalah suatu bentuk penghormatan dan kerendahan hati beliau,
yang ternyata justeru sengaja disebarkan oleh pihak-pihak tertentu untuk
membentuk isu tersebut. Misalnya dalam tulisan di obor raykat yang sepenuhnya
adalah FITNAH.
Kita sering
mendengar bahwa Jokowi adalah pemimpin yang tidak berprestasi dan berkhianat dari tanggung jawab sebagai Gubernur DKI yang
belum selesai. Anggapan tersebut adalah asumsi yang bodoh, sebagai orang yang
mempunyai ilmu politik saya jelas menolak anggapan itu dan mengajak teman-teman
agar jangan terpengaruh. Karena tidaklah
adil jika kita menilai sosok Jokowi hanya berdasarkan asumsi sepihak tanpa
mempertimbangkan hal lain yang jauh lebih positif. Saya tegaskan di sini bahwa
Jokowi sudah banyak berprestasi di DKI, lihatlah pengerukan sungai di DKI yang
berkesinambungan, pencopotan pejabat korup atau yang dianggap kurang
berkompeten, lelang jabatan, relokasi warga bantaran sungai dengan sangat
humanis, normalisasi waduk, taman kota (penataan / tata kota dan lain sebagainya)
yang kesemuanya itu secara umum tidak mampu dilakukan oleh beberapa kali masa
pergantian jabatan gubernur DKI sebelumnya. Sedangkan untuk masalah beliau maju
sebagai RI 1 dan dianggap mengkhianati DKI adalah asumsi yang keliru.
Jokowi maju
sebagai RI 1 karena banyaknya dorongan dari seluruh lapisan rakyat Indonesia
yang menginginkan beliau untuk memimpin negeri ini dengan harapan agar dapat
melakukan lebih banyak perubahan positif lagi bukan hanya di DKI tapi juga bagi
seantero negeri. Dorongan dan dukungan dari rakyat tersebutlah yang kemudian
menjadikan elaktabilitas Jokowi semakin tinggi, hingga ia memutuskan untuk
berkontribusi yang lebih besar untuk Indonesia.
Selain
masalah dorongan dari rakyat agar Jokowi memimpin Indonesia, perlu dipahami
oleh kawan-kawan juga bahwa jika Jokowi menjadi Presiden RI, maka peran dan
kapasitasnya akan semakin banyak terutama pada lini yang sebelumnya belum dapat
ia sentuh. Misalnya saja keinginannya dalam mengatasi banjir dan macet di DKI
yang tidak dapat sepenuhnya dilakukan dengan kapasitas sebagai Gubernur, karena
bagaimanapun juga wewenang gubernur tidaklah cukup bisa untuk mencakup segenap
hal yang menyangkut masalah perbaikan di berbagai lini. Toh nantinya jika
beliau menjadi Presiden RI, tidaklah mungkin akan melupakan Jakarta, terlebih
posisi jakarta adalah sebagai pusat pemerintahan dan ibukota negara. Jadi
masalah banjir dan kemacetan di DKI tidaklah layak jika semua kesalahan
dilemparkan kepada Jokowi yang notabene hanya menyelesaikan PR kepemimpinan
gubernur-gubernur sebelumnya, masalah-masalah tersebut butuhlah proses dan
tidak bisa instant, serta memerlukan wewenang yang lebih besar sepertihalnya wewenang sebagai seorang Presiden. Dengan
menjadi presiden maka segala kebijakan yang menyangkut aspek perbaikan
sekalipun dalam ranah otonomi daerah akan mampu dijangkau dalam arti didukung
secara maksimal.
Kita sering
mendengar bahwa Jokowi itu tidak berwibawa dan kurang tegas untuk menjadi
seorang pemimpin di negeri ini. Hal tersebut merupakan suatu pandangan yang
sangat konyol. Dalam ilmu politik, Ketegasan tidaklah dinilai dari sikap dan gaya bicara
yang lantang seperti pada dunia militer, namun tegas adalah suatu tindakan yang berani
mengambil tindakan serta resikonya untuk perubahan yang positif.
Sangat konyol jika pemimpin yang santun serta tidak banyak bicara di depan umum
disimpulkan sebagai pemimpin yang tidak tegas. Kerena sebagaimana telah saya
paparkan sebelumnya bahwa ukuran tegas adalah keberanian mengambil keputusan
dan resiko untuk perubahan positif dan bukanlah diukur dengan badan yang subur,
suara yang lantang dan wajah yang angker.
Isu-isu lain
yang juga menimpa Jokowi adalah bahwa Jokowi dikabarkan sebagai antek Yahudi, antek
Amerika, Jokowi dianggap keturunan China Singapura, Jokowi dilekatkan dengan
PKI (Komunis) hingga Jokowi di beritakan sebagai non muslim. Kesemua berita
tersebut 100% bohong! Jika saja kawan-kawan belajar ilmu politik pastilah
kawan-kawan akan memahami kenapa berita tersebut diciptakan dan siapa yang
membuatnya.
Sadarlah
wahai kawanku sebangsa dan setanah air, kita sebagai generasi muda adalah calon
penerus bangsa. Jika kita berfikir bodoh dan percaya begitu saja dengan isu
yang ada tanpa mencernanya secara mendalam maka kita akan memilih pemimpin yang
salah, dan jika itu terjadi maka masa depan bangsa ini menjadi penuh kesalahan.
ü Saat ini
Indonesia butuh pemimpin cerdas dan di dudukung oleh rakyat, insan kreatif, dan
kaum intelektual yang cerdas serta mengedepankan prinsip-prinsip kerakyatan
ü Indonesia
tidak butuh penguasa yang otoriter, namun butuh pemimpin yang dekat dengan
rakyat
ü Indonesia
butuh pembangunan manusia melalui kesehatan bangsa yang prima dan kecerdasan
yang mumpuni Agar dapat menambal SDA yang di kabarkan BOCOR oleh seseorang
ü Indonesia
tidak butuh pemimpin yang menculik serta membunuh rakyatnya sendiri
ü Indonesia
butuh pemimpin yang anti korupsi, bukan yang melindungi koruptor sekalipun itu
mertua sendiri...!
ü Indonesia
tidak butuh pemimpin yang emosional, Indonesia butuh pemimpin yang sabar namun
masif dalam pembangunan
ü Indonesia
tidak butuh pemimpin yang dihasilkan dengan cara kecurangan (black campaign dan negatif campaign)
ü Indonesia
tidak butuh pemimpin yang diusung oleh koalisi partai-partai yang korup
ü Indonesia
tidak butuh pemimpin yang menodai simbol tertinggi negara yang sakral dengan “Garuda
merahnya”
DAN JAWABAN DARI SEMUA POINT
TERSEBUT ADALAH KEPEMIMPINAN JOKOWI_JK....!!
SEJENAK MENINGGALKAN JAKARTA
UNTUK MEMBANGUN INDONESIA TERMASUK JAKARTA ITU SENDIRI YANG NOTABENE IBUKOTA
NEGARA.
MARILAH KAWAN DAN SAUDARAKU SEBANGSA DAN SETANAH AIR, SAYA YAKIN
BAHWA KALIAN ADALAH WARGA NEGARA YANG CERDAS DAN RASIONAL SERTA MEMPUNYAI
PILIHAN YANG BAIK......................!!!!!
BERFIKIRLAH SEBELUM MENENTUKAN PILIHAN, PILIHLAH PEMIMPIN YANG TIDAK BERPOTENSI MENIMBULKAN KEMUDHARATAN UMAT
KEKUATAN
RAKYAT + PEMERINTAH = NEGARA YANG KUAT
#INDONESIA
HEBAT BUKAN INDONESIA BANGKIT!
#NKRI HARGA MATI....!!!!
#JANGAN HANYA PERCAYA ISU BOHONG DAN JANGAN HANYA IKUT PENDAPAT ORGANISASI ATAU PEMIMPIN ANDA DI DALAMNYA KARENA KEPINTARAN ANDA SENDIRI YANG BERHAK MENENTUKAN MASA DEPAN BANGSA INI
#KITA SUDAH DIBANGKITKAN OLEH PARA PAHLAWAN KITA DAN SAAT
INI KITA TIDAK SEDANG DALAM POSISI TIDUR ATAU MATI SEHINGGA PERLU BANGKIT, KITA
HANYA JALAN DI TEMPAT DAN HARUS MULAI BERANI MELANGKAH
#JANGAN GOLPUT, JANGAN SAMPAI SUARA ANDA DIBELOKAN MENJADI SUARA PENDUKUNG PARA KORUPTOR UNTUK BERCOKOL DI NEGERI INI
#SALAM REVOLUSI MENTAL UNTUK
INDONESIA YANG LEBIK BAIK!
*Mohon
maaf jika terdapat hal yang kurang berkenan, postingan ini adalah asumsi
pribadi sebagai mahasiswa politik yang mengidamkan pemimpin sejati demi
terwujudnya negara yang hebat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar