Sabtu, 09 Februari 2013

Contoh proposal pengajuan kepada Gubernur


PROPOSAL
PENGAJUAN PEMBANGUNAN JEMBATAN PENYEBERANGAN (JPO)
DI JL.RAYA LENTENG AGUNG 32


M. Tabah Didy Kurniady
Ketua Dewan Perwakilan HIMAPOL
(Himpunan Mahasiswa Politik) 2012 Kampus IISIP Jakarta






PERWAKILAN KAMPUS IISIP DAN MASYARAKAT UNTUK PENGAJUAN PEMBANGUNAN JEMBATAN PENYEBERANGAN ORANG (JPO) 
JL. RAYA LENTENG AGUNG, KECAMATAN JAGAKARSA (JAK-SEL)


Hal : Permohonan Pembangunan Jembatan
         Penyeberangan di Jl. Raya Lenteng Agung 32


Kepada Yth.
Gubernur DKI Jakarta
Bapak Joko Widodo


               Dengan hormat, 
Menyambung dari permohonan kami sebelumnya yang telah bapak respon juga oleh bapak Kamil selaku staf khusus bapak Jokowi, maka dengan ini kami mulai memenuhi persyaratan sebagaimana atas permintaan bapak Kamil untuk membuatnya dalam bentuk tertulis.

Mengingat pentingnya fungsi sarana dan prasarana umum di lingkungan kami, khususnya Jl.Raya Lenteng Agung 32 yang bertepatan dengan lokasi taman Lenteng  Agung dan juga  berseberangan dengan kampus kami, maka dengan segala kerendahan hati kami mewakili suara warga sekitar lingkungan kampus untuk menyampaikan aspirasi mereka yaitu mengenai keamanan saat menyeberang jalan, terutama saat mereka hendak bekerja, selepas bekerja maupun aktifitas sehari-hari yang selalu menyeberang jalan dengan resiko yang tinggi karena ramainya arus lalu lintas tanpa ada fasilitas keamanan bagi warga yang hendak menyeberang jalan.

            Untuk menjamin keselamatan penyeberang, kami menyadari bahwa diperlukan  kerjasama yang sinergis dari berbagai pihak, namun nampaknya hingga detik ini keluhan warga termasuk juga mahasiswa IISIP yang menginkan adanya fasilitas jembatan penyebrang  belum terealisasi.  Inilah bentuk aspirasi kami yang mencoba untuk menyampaikannya terhadap sosok bijak yang memimpin DKI saat ini. Kami berharap untuk selanjutnya masalah ini dapat dipertimbangkan secara serius dan dapat ditindak lanjuti agar tercipta lingkungan yang aman dan nyaman.

            Demikian permohonan ini kami sampaikan, atas perhatian dan keijaksanaannya kami ucapkan terimakasih.


                                                                  Hormat kami.


Perwakilan mahasiswa IISIP dan warga



             M. Tabah Didy Kurniady
   



       Mengetahui:


           Rektor Kampus IISIP                                                        Kepala Desa Lenteng Agung



    Dr. Ir. Maslina W. Hutasuhut, MM                                                         Hj Marsitah, S.Sos







A. Latar Belakang


            Jembatan Penyebrangan Orang (JPO) merupakan unsur yang penting dalam menciptakan keamanan dan keselamatan pejalan kaki. Sebagai fasilitas umum, JPO merupakan sarana pendukung vital bagi mobilitas warga terutama di daerah yang ramai lalu lintas seperti di Lenteng Agung. Jika dilihat dari lokasinya, Lenteng Agung merupakan daerah yang mayoritas ramai dilalui kendaraan bermotor mengingat posisinya yang menjadi akses penghubung ke berbagai wilayah seperti Depok,Bogor, dan daerah lainnya di Jakarta.

            Fenomena padatnya lalu lintas di Lenteng Agung dapat dilihat saat jam kerja di pagi hari dimana tampak berbondong-bondong kendaraan dari arah Depok melintasi jalur utama Lenteng Agung. Luasnya ruas jalan dan minimnya fasilitas penyebrangan praktis membuat mayoritas kendaraan melaju pada kecepatan yang tinggi. Tentu hal ini semakin memperburuk kondisi pejalan kaki untuk menyebrang.

             Seperti yang kita ketahui, Lenteng Agung kini menjadi wilayah yang berkembang terutama di sektor ekonomi. Hal ini dapat dilihat dari semakin menjamurnya toko-toko, warung makan, dan mini market di sepanjang jalan utama. Otomatis kondisi ini menyebabkan adanya peningkatan aktivitas warga baik itu pelajar, mahasiswa, pegawai, dan pedagang yang setiap harinya secara rutin menyebrang jalur utama.

            Sampai saat ini, fasilitas penyebrangan yang terdapat di Lenteng adalah zebra cross yang tersebar di berbagai titik seperti di stasiun kereta api Lenteng, di depan Universitas Pancasila, dan di depan kampus IISIP. Namun realitasnya, fasilitas ini kurang memberi dampak yang memuaskan bagi  penyebrang karena masih banyaknya kendaraan yang melaju dengan kecepatan tinggi di jalur utama Lenteng Agung, dan ini menjadi momok terbesar bagi penyebrang.

            Keberadaan zebra cross memang ditujukan untuk membantu para penyebrang, namun hal ini belum efektif karena belum adanya kesadaran dari pengguna kendaraan. Mayoritas dari mereka masih bersikap acuh bahkan tak peduli akan fungsi zebra cross itu sendiri. Dalam kondisi ini, maka keberadaan JPO sangat diperlukan bagi keselamatan dan keamanan penyebrang serta dapat meminimalisir kemacetan di ruas jalan. 






B. Permasalahan


            Data yang kami dapat dari Polsek Lenteng Agung menunjukkan bahwa sepanjang tahun...sampai 2012 terjadi sebanyak....kasus kecelakaan penyebrang jalan di wilayah ini. Tingginya angka tersebut menjadi bukti bahwa keselamatan penyebrang jalan masih sangat memprihatinkan. Faktor utama penyebab kecelakaan ini adalah tidak adanya fasilitas JPO yang dapat membantu para penyebrang di Lenteng Agung, sehingga mereka harus mengambil resiko menyebrang melalui jalur utama yang padat lalu lintas.

            Selain untuk memberikan keselamatan bagi penyebrang, JPO juga sangat efektif untuk mengurai kemacetan yang terjadi sepanjang stasiun Lenteng hingga kampus IISIP. Dengan adanya JPO, warga akan menghindari untuk menyebrang melalui jalan utama dan ini secara otomatis akan memperlancar arus mobil atau motor yang melintas.

            Sampai saat ini, hanya terdapat dua JPO yang terletak di Pasar Minggu dan perbatasan Depok dengan Jakarta Selatan, sementara antara Pasar Minggu dan Lenteng Agung belum terdapat fasilitas JPO. Padahal Lenteng Agung sebagai wilayah yang sedang berkembang juga memerlukan JPO sebagai sarana untuk mengakomodasi aktivitas dan mobilitas warga yang cukup tinggi.


C. Tujuan


            Dengan mengajukan proposal ini, kami atas nama warga Lenteng Agung dan mahasiswa IISIP sangat berharap agar Gubernur DKI dan segenap pejabat pemprov DKI meninjau kembali permasalahan yang sebenarnya sudah cukup lama terjadi. Yaitu perlunya JPO sebagai kebutuhan warga yang mempengaruhi berbagai aspek penting.

Dengan membangun JPO kami yakin akan mampu meminimalisir kemacetan, karena para warga yang hendak beraktifitas akan merasa tenang dan tanpa perlu was-was akan  dengan senang hati menyeberang jalan melewati JPO sehingga lalu lintas tidak akan tersendat bahkan macet. JPO juga dapat mengurangi resiko kecelakaan di  Lenteng Agung  sebagaimana yang diharapkan oleh warga Lenteng Agung sejak dahulu. Karena kecelakaan seringkali terjadi, baik yang terdata di Kepolisian maupun yang tidak terdata.  Dan kecelakaan tersebut lebih dominan menimpa para penyeberang jalan, sehingga hal tersebut menjadi momok tersendiri bagi warga Lenteng Agung.






D. Lampiran gambar dan persetujuan perwakilan masyarakat


















SURAT KETERANGAN PERSETUJUAN


Yang bertandatangan dibawah ini kami, perwakilan warga lenteng agung yang menyetujui adanya pembangunan Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) dilingkungan Lenteng Agung. Kami sangat mendukung dengan adanya pengajuan permohonan pembangunan JPO dilingkungan kami, mengingat selama ini sering terjadi kecelakaan kecil maupun kecelakaan yang cukup besar di jalanan lingkungan kami. Atas hal tersebut banyak dari warga kami terutama yang terbiasa menggunakan transportasi umum merasa takut setiap kali hendak menyeberang jalan karena ramainya lalu lintas.

            Terlebih dikalangan Ibu-ibu juga remaja putri yang harus menunggu cukup lama untuk mencari teman menyeberang jalan. Hal tersebut dapat dijumpai terutama disaat pagi dan sore hari, dimana para warga tengah sibuk beraktifitas dan mereka tampak menumpuk beberapa titik zebra cross menunggu celah saat kendaraan sedikit berkurang volumenya agar mereka bisa menyeberang jalan seperti di depan taman Lenteng Agung dan beberapa titik lainnya.

            Kondisi tersebut diperparah dengan banyaknya para pengedara yang selalu memacu kendaraan mereka dengan kecepatan tinggi tanpa memperdulikan hak para penyeberang jalan yang juga memiliki kesibukan dan batasan waktu yang sama dalam beraktifitas. Tak hanya sampai disitu warga juga harus tiga kali menyeberang yaitu dua jalan utama dan perlintasan kereta api yang berada ditengahnya semakin membuat para warga banyak mengeluhkannya kepada kami karena kurangnya sarana umum yang membantu keselamatan mereka yaitu JPO.

            Demikian surat persetujuan ini kami buat sebagai perwakilan aspirasi warga, kami harapkan pemerintah DKI jakarta dan pihak-pihak terkait yang mempunyai kewenangan agar dapat meninjau kembali permasalahan kami, demi tercapainya perlindungan keselamatan warga juga mengurangi dampak kemacetan di daerah Lenteng Agung.



Hormat Kami


Ketua RT 001                                                                                              Ketua RT 002



  (..................)                                                                                                 (...................)




Ketua RT 003                                                                                               Ketua RT 004



  (...................)                                                                                                 (...................)






###### Kronologis Pembuatan Proposal (Bukan Cerita Dalam Sinetron!) ******

 Banyaknya pelajaran penting yang saya dapat dari proses pembuatan thread ini membuat saya terdorong untuk memostingnya dengan senang hati agar dapat berbagi kepada rekan semua yang sekiranya membutuhkan contoh Proposal Pengajuan Kepada Gubernur sebagai refrensi maupun keperluan lainnya.

Memang tidak mudah dalam untuk melakukan hal bermanfaat yang menyangkut banyak pihak, sekalipun tindakan tersebut ikhlas karena rasa sosial yang timbul dalam hati kita. benar rasanya jika ada kalimat bijak yang menyebutkan bahwa  “setiap niat yang baik tak selalu diterima dengan baik pula”. Bahkan tak jarang niat baik kita justru mendapat beragam reaksi  yang tidak pernah kita harapkan hingga yang tidak pernah kita bayangkan, misalnya saja seperti cemoohan, kesinisan, keacuhan, hingga komentar pedas yang  sebenarnya menggelikan bagi saya.

 Sebenarnya pembuatan Proposal saya yaitu pengajuan Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) itu bermula dari tahun 2012 saat saya hijrah dari Tangerang ke Jakarta. Saat itu saya sudah lulus SMK tahun 2007/08 namun tidak langsung kuliah  karena bekerja. Saat kontrak kerja saya habis saya mulai berfikir untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya yang tertunda. Kebetulan ada banyak kampus yang terletak di lingkungan tempat tinggal saya, lalu saya pun memutuskan untuk mendaftarkan diri di salah satu kampus terdekat. Sebelum saya mendaftar kuliah, saya sudah mempunyai niat untuk membuat proposal pengajuan JPO di sekitar wilayah yang saya tinggali, hal ini bukan tanpa alasan karena setiap pagi selalu ada pemandangan yang memperihatinkan saat melihat para penyeberang jalan terutama kaum wanita, anak-anak dan lansia yang harus dibuat was-was karena ramainya arus lalu lintas dan juga harus dibuat menunggu dalam waktu yang tak bisa diprediksi sampai arus lalu lintas mulai sepi ataupun ada penyeberang jalan lain untuk di ajak menyeberang bersama. Tentu saja keadaan ini tidaklah efisien mengingat padatnya mobilitas warga yang tak bisa dipungkiri lagi.

Hal itulah yang membuat saya merasa wajib untuk setidaknya berusaha dalam membantu problema masyarakat sekitar, terlebih karena seringnya saya melihat kecelakaan yang melibatkan penyeberang jalan sebagai korbannya, cerita warga tentang anggota keluarga maupun tetangga mereka yang tewas saat kecelakaan dalam menyeberang jalan hingga keluhan yang saya terima langsung dari beberapa ibu pekerja yang menyeberang jalan bersama saya.  

Kemudian saya pun mulai terfikir untuk langsung bergerak melibatkan orang-orang yang saya kenal di lingkungan sekitar mapun kampus, dengan penuh pengertian dan harapan namun beragam reaksi yang intinya menolak, malas, acuh hingga mengejek yang justru saya terima. Hanya ada 2 orang teman yang bersedia dalam membantu saya, masing-masing membantu menyusun proposal serta memberi saya nomor HP bapak Gubernur DKI (Joko Widodo) yang telah merespon sms saya beberapa kali dan satu teman lagi mengantarkan saya ke berbagai tempat diantaranya kantor Polisi (untuk meminta data kecelakaan sebagai penguat proposal), Kampus, Kantor Kelurahan setempat dan beberapa tempat lainnya.

Setelah proposal selesai dibuat dalam waktu sehari dan siap diantarkan ke kantor Gubernur esok harinya barulah saya menemukan masalah yang membuat saya menyerah karena mulai merasa lelah yaitu sebuah BIROKRASI dari oknum suatu lembaga yang mengacuhkan niat saya dan justru menacari-cari kesalahan dalam proposal saya guna menguatkan maksud terselebungnya bahwa ia dan lembaganya tidak bersedia ikut campur dan direpotkan dengan masalah ini.

Semua rintangan telah saya hadapi dan saya ambil resikonya, misalnya saja mulai dari absen mata kuliah penting, berputar-putar mencari dukungan, sampai berbagai hal yang terlalu konyol, menggelikan dan mengherankan yang sengaja tidak saya posting dalam trhead ini. Saya ikhlas melakukan itu semua sekalipun jujur masih agak kesal dengan pihak pihak terkait yang tidak mendukung dan membodohkan dirinya sendiri dimata saya.

MARNING:

Eh salah

WARNING: 

SEMUA THREAD INI HANYALAH UNTUK BELAJAR BERSAMA DAN TIDAK DIMAKSUDKAN UNTUK HAL TERTENTU! SEMOGA BERMANFAAT!! :D

1 komentar:

  1. Saya dari tangerang. Sekarang tinggal d kampung tepi pantai namun tidak ada jalan . Motorpun harus menelusuri pantai dan jauh. Apakah harus ke gubernur juga. Memohon pembustan jalan tsb. Mohon petunjuknya.tq

    BalasHapus